Allah tidak pernah keliru

Latar belakang keluarga, pendidikan, masa lalu, kegagalan, bahkan kelemahan-kelemahan dan masalah-masalah hidup yang sedang menerpa seringkali menjadi alasan menolak panggilan Allah 'secara halus' tanpa pernah kita berpikir bahwa justru Allah siap memakai semua alasan penolakan dari kita untuk sesuatu yang besar dan dasyat sehingga semua orang akan melihat kebesaran dan kuasa Allah lewat pribadi kita.  

Alkitab menceritakan bagaimana Musa melakukan hal yang sama ketika Allah menampakkan diriNya dan memanggil dia untuk suatu pekerjaan yang besar. Allah ingin mengutus Musa untuk berdiri sebagai pemimpin atas umat pilihan Allah ketika mereka berseru atas segala penindasan yang terjadi atas mereka. Ini hal yang luar biasa dan pastinya secara pribadi Musa tidak pernah sekalipun menyangka Allah akan memilih dan mengutus Dia. Lalu bagaimana reaksi Musa saat Allah berbicara padanya? Jelas saja dia menolak panggilan Tuhan untuk dijadikan tangan kanannya ketika Allah ingin mengenapi janjiNya bagi bangsa Israel seperti yang telah diucapkan Allah pada Abraham, Isak, dan Yakub. Namun yang terjadi adalah Musa jelas mencari-cari alasan untuk menolak panggilan ini (Kel 4:10; 6:29).  Musa hanya memandang segala keterbatasannya dan dia sama sekali tidak memandang dirinya sebagaimana Allah memandang pribadinya.

Allah kita adalah pribadi yang sempurna. Dia tidak pernah salah dan keliru dalam mengambil suatu keputusan. Allah selalu tahu bagaimana cara menutupi segala kelemahan dan kekurangan ketika Dia memilih dan mengutus kita. Percayalah Dia tidak pernah keliru. Ketika Dia memilih kita tidak sekalipun Dia akan mempermalukan kita. Ini jelas terbukti (Kel. 7:1). Allah menempatkan Harun, seorang yang pandai bicara dan secara logika dia lebih mampu dan lebih baik dibandingkan Musa yang jelas keterbatasannya dimana. 

Hal yang sama sedang saya alami. Merasa gagal dan takut mengecewakan orang-orang yang mempercayai saya serta perasaan tak layak membuat saya menolak panggilan Tuhan dalam hidup saya bahkan dengan sadar dan berani melakukan tawar-menawar dengan Tuhan. Bahkan saya berani bilang: ''Jangan saya Bapa. Orang lain saja. Saya belum layak ada dalam pelayanan ini. Apalagi orang-orang yang harus saya himpun adalah mereka yang sedang saya kecewakan. Saya belum siap memikul tanggung-jawab ini. Kalau bisa jangan sekarang. Pokoknya saya mau ikut apa kata Tuhan tapi jangan sekarang. Ini bukan waktu yang tepat. Nanti saja''. Sikap merasa tidak layak dan takut gagal menjadi alasan utama saya menolak panggilan Tuhan. Alasan-alasan ini membuat saya lupa jika Allah yang kita sembah adalah Allah yang tidak pernah keliru. Bahkan dalam kubangan lumpur sekalipun Dia ada dan tahu segala sesuatunya. Tak ada yang luput dari pandanganNya. Termasuk semua kegagalan dan kelemahan kita. Sekali lagi Allah tetaplah Allah. Dia sempurna dalam segala jalanNya. Dalam segala kelemahan, justru dipakaiNya untuk menyatakan kuasa dan kebesaranNya (Kel 7:5), bahkan hal-hal yang tidak kita pahami.

Ketika saya merespon apa yang Tuhan mau dalam hidup saya, bukan hanya sekejap saya merasa ada kelegaan tapi semakin hari saya melihat bagaimana Tuhan membawa saya naik dan bukan turun. Segala perasaan tertolak dan takut perlahan-lahan hilang. Mulai berani mengambil komitmen untuk lebih dan sungguh dalam Tuhan. Semakin serius dengan pelajaran KOM yang sejak beberapa tahun lalu tertunda (bahkan dipanggil ketua kelas oleh teman-teman kelas KOM Tin Hau karena belum selesai juga sampai sekarang padahal teman seangkatan sudah pada wisuda). Bahkan yang membuat saya semakin tercengang dengan kemurahan Tuhan ketika saya merespon positif panggilan Tuhan adalah hari-hari yang saya pikir akan sangat sulit dan tidak mungkin, Tuhan buka jalan. Selalu ada mukjizat dan kekuatan Tuhan. Bahkan saya sering perkata dalam hati: "Apa jadinya kalau Engkau bukan Allahku? Terima kasih Engkau masih percaya padaku Bapa." So guys... Tetap percaya. Segala jalanNya sempurna. Kenapa bukan Harun yang diutus? Kenapa justru Musa yang nampak kelemahannya? Sekali lagi Allah tidak pernah salah dan keliru. Dia sempurna. RancanganNya selalu indah. Dia bukan Allah yang keliru. Dia tidak pernah salah. Beri respon terbaikmu dan STOP cari-cari alasan.

Previous
Previous

Yesus satu-satunya jalan keselamatan

Next
Next

Tanpa air