Kesaksian: Tanah Persembunyian

Shalom Keluarga Ilahi,

Saya bersyukur dapat kesempatan untuk berbagi akan kebaikan TUHAN yang sampai saat ini tidak henti-hentinya Tuhan berikan buat saya.  Saya yakin Tuhan sedang membawa kita semua masuk ke dalam Tahun Paradigma yang Baru, mengalami hal-hal yang baru yang belum pernah terjadi dan kita alami sebelumnya.

Tepatnya pada tanggal 7 Januari saya dapat panggilan dari Departemen Kesehatan di Hong Kong untuk masuk karantina seperti teman-teman lainnya karena salah satu dari kami ada yang positif Covid-19.  Kita semua pasti mengalami tekanan dari majikan masing-masing termasuk saya, tetapi yang terlintas dalam benak saya saat  itu adalah bagaimana dengan internet saya, jujur internet itu seperti “nyawa saya” lebih penting dari makanan, karena saya percaya soal makan kita pasti tercukupi. Tapi saya yakin pertolongan Tuhan itu tidak akan terlambat kepada siapa yang berseru kepada-Nya meminta pertolongan.  

Pada hari ketiga ketika saya kasih info ke teman-teman di tim bahwa internet saya akan mati kapan saja hari itu, saya dapat respon yang positif bahkan Tuhan pakai salah satu anggota tim memberkati saya dengan cara membelikan extra quota internet buat saya. Namun saya juga memikirkan di hari-hari selanjutnya pastinya saya masih butuh banyak quota internet.  Sempat kak Felicia memberikan masukan pada saya untuk menghubungi provider yang saya pakai, kemungkinan kita yang dikarantina dapat keringanan untuk data internet. Dan puji Tuhan, haleluya Tuhan baik luar biasa. Setelah saya hubungi providernya, saya dapat unlimited quote internet untuk 21 hari ke depan.

Satu kebaikan Tuhan saya alami ketika baru masuk karantina, sesuai dengan tuntunan Tuhan melalui bapak Gembala kita bahwa bukan suatu kebetulan kita dibawa ke karantina ini, tanah persembunyian, tanah Gosyen yang mana Tuhan pilih sebagai tempat untuk kita berdiam diri, bersekutu, membangun keintiman dengan Tuhan lebih lagi dan mengerti isi hatinya Tuhan di Tahun Paradigma yang Baru ini.

Tuhan ingatkan satu ayat di Matius 5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Tuhan sedang bekerja, Dia sedang memurnikan hati kita, hati saya untuk fokus membangun keintiman denganNya, Tuhan sengaja membawa saya khususnya ke tempat karantina ini, jauh dari keramaian, jauh dari kesibukan, jauh dari hal-hal yang membuat saya kurang fokus untuk bersekutu denganNya, karena Tuhan mau bicara secara pribadi kepada saya dan pastinya kepada semua kita. Di tempat ini Tuhan sedang memangkas kedagingan-kedagingan, keinginan-keinginan dunia bahkan sampai ke masalah-masalah pribadi kita dimana kita berusaha mengandalkan kekuatan sendiri yang membuat kita tidak lagi fokus kepada rencana Tuhan yang sesungguhnya. Saya mulai merenungkan Kembali bahwa saya tidak mampu tanpa Tuhan, selama ini mungkin saya merasa saya bisa, saya mampu, karena saya tahu saya bukanlah orang yang gampang menyerah dan disiplin Ketika melakukan sesuatu yang saya pasti mampu lakukan.

Pagi ini tanggal 15 Januari Tuhan tegur saya melalui ayat Yeremia 7:3Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau tinggal bersama-sama kamu di tempat ini. Mungkin kadang kita merasa kita ini baik-baik saja, penting berdoa, baca Alkitab dan menjadikannya sebagai rutinitas.  Tetapi lupa dengan tindakan dan karakter kita yang jauh dari apa yang Tuhan Yesus mau dalam kehidupan kita.  Hari-hari saya  sedang diproses untuk benar-benar memiliki karakter seperti Kristus, tidak lagi mementingan diri sendiri, tidak lagi mendahulukan keinginan pribadi.  Saatnya untuk fokus kepada panggilan masing-masing, menjadi umat pilihan Allah. Di tanah pengasingan ini saya yakin semua sedang diubahkan, cara-cara kita hidup, cara-cara kita melakukan segala sesuatu, cara-cara kita menghadapi goncangan yang sedang Tuhan ijinkan terjadi. Untuk kita terus berseru-seru kepada Tuhan Yesus yang mampu menolong dan memberikan kemenangan bagi kita. Sehingga hanya nama Tuhan  Yesus yang ditinggikan melalui kehidupan kita.

Puji Tuhan pemerintah Hong Kong memberikan kebijakan buat kami jemaat dari GBI yang masuk karantina bisa keluar lebih awal dan kembali beraktifitas di rumah majikan kami masing-masing. Di hari kedua di rumah majikan saya minta ijin hari minggu nanti keluar sebentar untuk ambil paketan dari Indonesia. Majikan berkata ”Kamu nggak ke gereja Ibadah? Atau gereja masih tutup dan ibadah online? Kalau begitu kamu liburnya di bawah rumah saja cari tempat yang sepi sehingga kamu bisa ikut ibadah online”.  Tuhan begitu baik, yang sebelumnya majikan marah-marah dilarang libur lagi, dilarang ke gereja lagi, dilarang ibadah lagi. Tuhan lembutkan hatinya, sehingga saya diberikan kebebasan untuk tetap beribadah. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan ketika saya dan kita sungguh-sungguh mencari wajahNya, Tuhan yang akan berperkara.

Amin.

Kesaksian dari : Joyce Siti M.

Previous
Previous

Kesaksian: Diremukkan & Dibentuk

Next
Next

19 tahun perjalanan hidup bersama Tuhan